07-Tinjauan Pendahuluan Kitab Kudus dalam Sejarah Penyelamatan


Daftar Isi
<< SebelumnyaBerikutnya >>
1. Tentang Kitab Kudus Umumnya
  1. Apakah Kitab Kudus itu ?
    Kitab mulai merumuskan: Kitab Kudus adalah Wahyu Allah jang tertulis dan jang meriwajatkan djalan penjelamatan. Wahyu Allah meliputi segala pernjataan, baik jang berupa sabda, maupun jang berupa tanda-tanda dan tindakan-tindakan, jang bertudjuan membawa umat manusia kepada keselamatan abadi.
  2. Apakah Keselamatan Abadi Itu ?
    Jang kita namakan keselamatan abadi adalah tudjuan hidup jang ditentukan Allah bagi umat manusia, ketika Ia memutuskan untuk mentjiptanja. Dan setjara agak samar-samar Allah telah menjatakan tudjuanNja itu malah telah mendjandjikan atau memberikannja kepada manusia pertama djuga. Apa jang ditjeritakan dalam ketiga fasal pertama dari Kitab Kudus tentang hidup manusia pertama dalam firdaus, memberi kesan bahwa hidup itu bahagian semata-mata, dalam hubungan erat-mesra sekali dengan Allah, dan dalam seluruh keadaan firdaous sebagaimana digambarkan dalam tjerita tersebut.
    Telah didjandjikan oleh Allah kepada Adam, bahwa ia tidak akan mati kalau ia memenuhi sjarat-sjarat tertentu. Bahwa ia tidak akan mati, berarti, bahwa hidup jang ketika itu ada padanja dilandjutkan untuk selama-lamanja, djadi adalah hidup abadi.
    Njata sekali bahwa jang dimaksudkan bukan hidup tubuh djasmani jang serba kodrat. Hidup abadi itu melebihi keadaan kodrat. sifat atau wudjud hidup itu jang lain tak dapat disimpulkan dari tjeritera firdaus tersebut.
    Kita tahu bahwa manusia pertama itu tidak memenuhi sjarat-sjarat jang ditentukan baginja, melainkan melanggar ketentuan-ketentuan Allah, dan sebab itu Allah terpaksa menarik kembali djandjiNja, sehingga hidup abadi itu hilang bagi Adam dan seluruh kaum turunannja.
  3. Rentjana Allah Untuk Memulihkan Keadaan Hidup Abadi Bagi Umat Manusia.
    Tudjuan Allah dalam mentjiptakan bangsa manusia seakan-akan telah gagal oleh dosa. Tetapi itu sebenarnja mustahil. Allah tahu mentjapai maksudnja dengan djalan jang lain, manapun djuga. Dan segera ditetapkan Allah rentjanaNja bagaimana mengadakan djalan lain, jaitu suatu djalan untuk membebaskan pula manusia dari dosanja, dan mengadakan kemungkinan untuk akan menganugerahinja hidup abadi kembali.
    Rentjana Allah itu kita sebut "rentjana penjelamatan". Djalan melaksanakan rentjana itu kita namakan "djalan penjelamatan". Tudjuan disebut "keselamatan abadi".
    Seluruh penjelenggaraan Allah sepandjang segala abad, untuk mempersiapkan dan achirnja mewudjudkan keselamatan itu kita namakan "Sedjarah penjelamatan".
    Sedjarah inilah jang diriwajatkan dalam Kitab Kudus, halaman demi halaman.
  4. Apakah Hakekatnja Keselamatan Abadi Itu?
    Apakah inti dan wudjud hidup abadi jang sebenarnja, baru dinjatakan dalam Perdjandjian Baru. Sampai waktu itu dengan samar-samar sadja. Dari Joh. 3:3 kita tahu, bahwa hidup abadi itu diperoleh dengan "lahir baru". Hidup lama jang kodrati itu tetap tinggal, tetapi ditambahi dengan suatu hidup baru, mendjadi senjawa dengannja. Manusia jang "pertjaja" dianugerahi suatu kelahiran baru demikian rupa, sehingga dia diangkat mendjadi "Anak Allah" (Joh. 1:12), dalam arti bahwa ia mendapat dan tetap mempunjai bagian dalam hidup Allah sendiri. Diterangkan bahwa manusia jang lahir baru itu "lahir dari dalam Allah" (Joh. 1:13)" dari air dan Roh (Jo. 3:6), maksudnja dengan menerima Permandian, sampai ia "disebut dan benar-benar adalah anak Allah (1 Jon. 1:1-2; 3:1).
    Paulus menerangkan pula dalam Rom 8:17: "Kalau anak, maka ahliwaris djuga, jaitu ahliwaris Allah seahliwaris dengan Kristus". Dan bukankah "mendjadi ahliwaris Allah", berarti mendapat bagian dalam kekudusan dan achirnja dalam kemuliaan dan kebahagiaan Ilahi jang abadi.    Artikel ini diambil dari : 
    INDJIL, Kabar Gembira Jesus Kristus,Kitab Kudus Perdjandjian Baru. Para Wali Geredja Indonesia. Halaman V-XL.  

Post a Comment

Previous Post Next Post